Banten

Yulia Rela Mengabdi Demi Masyarakat

Administrator | Rabu, 21 September 2016

LEBAK - Sosok wanita cantik namun tangguh, mungkin itu merupakan kesan pertama yang sangat pantas disematkan kepadanya. Ibu yang masih usia 31 tahun ini merupakan seorang wanita pelopor penggerak dunia pendidikan dan pertanian di wilayah sekitarnya.

Yulia seorang wanita kelahiran 1983, besar di wilayah pelosok namun tidak menyurutkan ambisinya untuk mengangkat derajat warga sekitarnya, adalah Kampung Cipeundeuy, Desa Cibeureum, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, yang merupakan tanah kelahiran yang harus menjadi salah satu target utamanya demi menjadikan masyarakat sekitarnya dapat menjadi masyarakat yang sangat produktif. Dengan hanya bermodalkan ambisi yang sangat besar, Yulia mulai membenahi daerahnya dengan menuangkan semua aspirasinya melalui dunia pendidikan anak usia dini.

Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berdiri sejak tahun 2012 ini, merupakan satu-satunya sekolah PAUD yang ada di Kampung Cipeundeuy, Desa Cibeuruem, Kecamatan Cijaku. Meskipun sekolah ini berlokasi didaerah yang sangat terpencil dan jauh dari pusat keramaian, namun tidak menyurutkan animo masyarakat sekitar untuk memulai pendidikan sejak usia dini.

“Memang pada awalnya masyarakat sempat tidak memberikan respon yang baik, apalagi ketika mendengar sekolah untuk usia dini. Namun saya tidak pernah berkecil hati, perjuangan ini tidak boleh berhenti sampai disini saja. Karena usia mereka merupakan usia emas, yang harus diberikan arahan yang tepat bagi seluruh warga sekitar” ujar Yulia.

Pada tahun 2014, ketika mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lebak, PAUD Wiyata Bakti 2 dapat berdiri di Desa Cepeundeuy. “Semua ini berkat support dari semua lapisan masyarakat yang ada. Mulai dari warga yang mau menghibahkan tanahnya hingga masyarakat yang turun tangan membantu kami untuk menjadi tenaga Pendidik,” tambahnya.

Guna menarik minat masyarakat agar dapat memasukan anak-anaknya agar mau bersekolah di PAUD ini, maka Yulia memberikan jaminan bahwa sekolahan ini bebas dari biaya administrasi apapun, hinga timbul respon yang positif terhadap pendidikan usia dini.

“Bahkan yang lebih menariknya lagi beberapa orang tua yang ada di desa tetangga yang secara letak geografis merupakan tetangga kecamatan, banyak yang masuk di sekolah kami,” tegas Yulia.

Bahkan semenjak tahun 2014 hingga sekarang, Yulia sudah bisa mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Kelompok Pengrajin Anyaman, bahkan sanggup membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan cara memanfaatkan lahan pekarangan sekolah dengan cara bercocok tanam.

Hingga saat ini Yulia sudah banyak menyabet gelar juara baik tingkat Kecamatan, Kabupaten bahkan hingga tingkat Propinsi Banten. Dengan pemanfaatan lahan yang ada, maka sekali tiga uang kegiatan mereka dapat berjalan secara beriringan, bahkan semua anak-anak yang ada di PAUD ini dapat berbaur dengan masyarakat yang sedang bercocok tanam dan berbaur dengan para pengrajin. Maka sekolah tidak usah lagi melakukan studi lapangan namun sudah terbiasa berbaur dengan lingkungan yang produktif.

“Suatu hal yang lebih menggembirakannya lagi, sekarang sudah terdapat 36 orang anggota aktif, dimana saat ini kami sudah dapat bercocok tanam seperti terong, cabai, brokoli, jahe merah, kangkung darat, dan sasyuran lainnya. Bahkan hampir setiap warga yang memiliki halaman, saat ini sudah dapat bercocok tanam sendiri dipekarangan masing-masing, sehingga masyarakat sudah dapat memenuhi kebutuhan dapurnya dengan memetik dari pekarangan sendiri, dan ketika sudah bisa menghasilkan keuntungan maka dana ini lah yang kami jadikan subsidi silang bagi kemajuan lembaga pendidikan dan modal untuk membeli kembali kebutuhan tanaman. Bagi Saya bukan harta yang berlimpah yang menjadi tujuan utama, namun ketika bisa membahagiakan dan memajukan masyarakat itu merupakan nilai yang sangat sempurna dan memuaskan bagi saya,” tandas Yulia. (gel)