Banten
Tanpa Pemberitahuan, Ratusan PKL Dibongkar
SERPONG – Ratusan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan Pasar Serpong harus kehilangan mata pencahariannya. Sebab, petugas gabungan dari Pemkot Tangsel membongkar seluruh lapak mereka, Selasa (15/3/2016).
Pantauan di lapangan, sejak pukul 07.00 WIB, ratusan petugas gabungan dari Satpol PP, TNI dan kepolisian sudah bersiaga di eks pasar tradisional milik Pemkab Tangerang itu. Satu persatu, PKL mulai dari pinggir rel KA stasiun Serpong hingga depan Puskesmas kecamatan setempat habis dibongkar. Para pedagang hanya pasrah mengemasi barang dagangannya dibantu para petugas penertiban. Setelah mengemasi barangnya, banyak para pedagang yang langsung pulang kerumahnya. Penertiban hingga pukul 11.00 WIB itu tanpa ada perlawanan dari PKL.
Sejumlah PKL mengaku penertiban tersebut tanpa adanya sosialisasi. Pedagang hanya bisa pasrah. Mereka mengaku tak tahu harus mencari rejeki kemana lagi. Selain itu, Pemkot Tangsel tidak memberikan solusi kepada PKL untuk relokasi.
Salah satu pedagang buah Riki, mengaku kecewa dengan Pemkot Tangsel yang memberangus tempat mencari rejeki. Namun, tidak memberikan solusi yang baik bagi pedagang. “Tidak ada sosialisasi atau pemberitahuan akan adanya penertiban. Saya pasrah saja, penertiban ini dadakan,” ungkapnya.
Setelah menertibkan pedagang kaki lima (PKL), trotoar dan bahu jalan depan pasar tradisonal serpong langsung dihijaukan dengan menempatkan pot tanaman. PKL yang ditertibkan, didominasi penjual sayuran, ikan segar dan buah-buahan.
Sementara, Camat Serpong Mursinah mengatakan pihaknya sudah memberikan surat teguran tiga kali. Namun, tidak digubris PKL. “Kami lakukan penertiban, agar tidak terjadi kesemrawutan di bahu jalan dan trotoar,” ujarnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Tangsel Rahmat Salam menuturkan, pihaknya siap melakukan penghijauan di sepanjang bahu jalan di Pasar Serpong. “Berapapun jumlah tanaman yang diminta. Saya siap menyediakannya. Selama untuk penghijauan,” pungkasnya.
Pengelola Pasar serpong Dadang Juarsa menjelaskan, sebanyak 260 pedagang kaki lima yang berada di kanan kiri jalan ditertibkan petugas gabungan. “Dari 260 pedagang tersebut, hanya 15 pedagang yang berasal dari Tangsel dan sisanya bukan warga Tangsel,” ucapnya.
Kata dia, PKL setiap harinya mengeluarkan uang salar lebih banyak. Sehari bisa mencapai Rp15.000. Sedangkan, retribusi pedagang di kios maupun los Rp5.000 per hari. “Dari pemuda atau pun lingkungan yang sering menarik uang salar ke PKL,” pungkasnya. (elo)

- Bappeda Gelar Forum Musrenbang Tematik
- Urus Izin Cukup di Kecamatan
- DKP Sediakan Fasilitas Wifi di Empat Taman
- RS Medika BSD Buka Layanan Cuci Darah
- BPR KR Launching Pesta Raharja 2016