Banten

Sarasehan Mengupas Sejarah Tangerang

Administrator | Kamis, 19 November 2015

TIGARAKSA – Pemkab Tangerang melalui Dinas Pemuda Olahraga, kebudayaan dan Pariwisata menggelar Sarasehan tentang sejarah Kabupaten Tangerang. Tangerang dinilai sebagai miniatur Indonesia yang memiliki beragam suku, ras dan agama.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa Pemerintahan Kabupaten Tangerang telah
berdiri sejak Tahun 1943, tepatnya pada tanggal 27 Desember 1943, kata “Tangerang” sendiri menurut tutur cerita masyarakat Tangerang setempat, daerah Tangerang dulu dikenal dengan sebutan “Tanggeran” yang berasal dari bahasa Sunda yaitu tengger dan perang. Kata “tengger” sendiri dalam bahasa Sunda memiliki arti “tanda” yaitu berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah kekuasaan Banten dan VOC sekitar pertengahan abad 17. Banten dan VOC sekitar pertengahan abad 17.

Sedangkan istilah “perang” menunjukkan pengertian bahwa daerah Tangerang
dalam masa perjalanan sejarahnya merupakan medan perang antara Kasultanan
Banten dengan tentara VOC. Hal ini dibuktikan dengan adanya keberadaan
benteng pertahanan kasultanan Banten di sebelah barat Cisadane dan benteng
pertahanan VOC di sebelah Timur Cisadane. Oleh karena itulah, masyarakat
Tangerang sampai saat ini masih banyak yang menyebutkan daerah Tangerang tersebut dengan sebutan Benteng Tangerang.

Staf Ahli yang mewakili Bupati Tanerang Deden Sumantri dalam sambutannya mengatakan, bahwa daerah Tangerang selain memiliki julukan sebagai daerah Benteng, Tangerang juga disebutkan sebagai miniatur dari Negara Republik Indonesia, hal ini dapat dilihat dari beragamnya suku budaya yang dimiliki oleh Daerah Tangerang serta berbagai macam etnis suku budaya masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
Tangerang, dari mulai masyarakat dengan budaya Sunda, Cina, Jawa dan Betawi, hingga saat ini sudah hampir dari berbagai pelosok negeri ada di wilayah Tangerang.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, tingkat pengetahuan serta rasa
kepedulian masyarakat Tangerang sendiri terhadap nilai-nilai sejarah
Tangerang mulai luntur, tentunya hal ini mengundang keprihatinan semua pihak dan perlu dibenahi bersama. 

"Tidak dapat kita pungkiri lunturnya rasa kepedulian akan nilai-nilai budaya dan sejarah yang kita miliki, tentunya akan menjadi salah satu pemicu konflik-konflik sosial diantara kita. Sehingga bukan mustahil akan mengakibatkan kesejangan sosial semakin meningkat," ujarnya. 

Lanjutnya, moment sarasehan Perjalanan dan Perkembangan Sejarah Pemerintah Kabupaten Tangerang ini hendaknya dapat menumbuhkan kembali rasa kepedulian, keingintahuan, dan kecintaan kita terhadap budaya dan sejarah Kabupaten Tangerang. 
"Rasa persatuan, toleransi, dan solidaritas kita terhadap sesama masyarakat Tangerang dapat kita wujudkan bersama-sama," tuturnya. 

Salah satu moderator seresehan Ali Tabah mengatakan, sesungguhnya Tangerang sudah ada berabad-abad yang lalu semenjak tempires masuk ke jawa tahun 1513 kita berharap para pakar sejarah bisa mengupas lebih jauh sehingga kita punya kepastian tentang sejarah Kabupaten Tangerang. Ia ingin membuat film tentang sejarah Kabupaten Tangerang ini dengan serius. Ia ingin sejarah Kabupaten Tangerang ini ketika dibuat film tidak salah dan sekarang sedang mempersiapkan sekenario yang sebaik-baikinya karna penting untuk pembuatan film tentang sejarah Kabupaten Tangerang.

“Ini adalah referensi saya untuk laporan ke Bupati, untuk menindak lanjuti acara sarasehan ini, saya harap Pemerintah Kabupaten Tangerang agar membuat buku, Film, dan Musium tentang sejarah Kabupaten Tangerang”, ujar sayfullah selaku kepala Dinas Pemuda Olahraga, kebudayaan dan Pariwisata. (day)