Pendidikan

Minim Guru Penggerak, Puluhan Sekolah di Tangsel Tak Miliki Kepsek Definitif

Administrator | Senin, 10 Oktober 2022

CIPUTAT, (JT) - Sejumlah sekolah Dasar (SD) dan Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Tangerang Selatan, tidak memiliki kepala sekolah definitif atau dijabat oleh pelaksana tugas (plt). Sebab, banyaknya tenaga kepala sekolah yang memasuki masa purna bhakti di tahun 2022 hingga akhir awal tahun 2023 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel, Deden Deni, mengakui ada sekitar 10 SD dan SMP Negeri di Tangsel, yang dijabat oleh plt kepala sekolah. 

"Enggak banyak, kemarin yang pelantikan sudah terisi semua. Cuma ada beberapa yang pensiun, dibawah 10 (SD/SMP Negeri)," terang Kepala /Dindikbud Tangsel, Deden Deni, Jumat (7/10/2022).

Deden mengakui, pengangkatan jabatan kepala sekolah saat ini harus memenuhi persyaratan Kemendibud RI, yang mensyaratkan seorang kepala sekolah harus diisi oleh guru-guru yang telah lulus seleksi sebagai guru penggerak dan aturan lain yang menyertainya. 

"Kalau sekarang kan pengangkatan kepala sekolah itu harus dari guru penggerak, harus seleksi dulu. Terus ada Diklat guru penggerak, sertifikasi, lalu bisa diangkat menjadi kepala sekolah," jelas dia.

Masalahnya kata Deden, belum banyak guru dan pejabat wakil kepala sekolah di sekolah-sekolah yang diisi oleh Plt Kepala Sekolah, lulus seleksi guru penggerak. Terlebih, program guru penggerak juga tidak mudah karena berjalan sambil menunaikan tugasnya di sekolah. 

"Seleksi guru penggerak baru tahun ini, itu juga enggak mudah, susah juga. Pendidikan sembilan bulan, sambil menjalankan tugas sebagai guru. Jadi kalau hari ini lulus sebagai guru penggerak, sembilan bulan pendidikan baru tahun depan lulusnya. Sementara banyak juga yang enggak lulus guru penggerak," ungkap dia. 

Dia mengaku sedang mencari jalan lain, agar jabatan kepala sekolah dapat segera diisi penjabat definitif, tanpa harus mengangkat kepala sekolah dari lulusan guru penggerak. 

"Lagi nyari diskresi, sambil menunggu terpenuhi guru penggerak sesuai jumlah sekolah yang kosong. Dimungkinkan enggak mengangkat tanpa dari penggerak. Di beberapa tempat sudah ada melalui tes kepala sekolah, sambil menunggu jumlah guru penggerak. Terpenuhi atau belum," ucap Deden Deni. (HAN)