Figur

Efektifkah "Full Day School"?

Administrator | Selasa, 16 Agustus 2016

Oleh : ISBANDI

DUNIA Pendidikan di Indonesia kembali dihadapkan dengan polemik program. Selepas pelantikan Menteri Pendidikan Nasional RI dalam Kabinet kerja jilid II muncul gagasan penerapan program “Full Day School (FDS)” yang digelotorkan oleh Mendiknas RI Muhadjir Effendy yang baru saja menggantikan posisi Anies Baswedan.

Wacana FDS nampaknya menjadi perhatian publik yang beragam. Meski alasan mendasar program ini dimaksudkan untuk menciptakan pola pengembangan pendidikan berkarakter. Kebijakan ini senada dengan arahan Presiden Joko Widodo yang berpesan kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah terpenuhinya pendidikan karakter kepada peserta didik, dengan harapan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) mendapatkan pendidikan karakter 80 persen dan pengetahuan umum 20 persen. Sedangkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terpenuhi 60 persen pendidikan karakter dan 40 persen pengetahuan umum.

Program FDS dalam pandangan beberapa pihak menyisakan kekhawatiran terhadap efektivitas pelaksanaannya. Terlebih banyak sarana dan prasarana pendidikan pada beberapa daerah di Indonesia yang belum sepenuhnya ideal untuk menunjang kebutuhan penerapan program tersebut, disamping terdapat kondisi peserta didik yang masih memiliki potensi psikologis untuk mengembangkan jiwa interaksi sosial (social interactive).

Gagasan  full day school pernah mengemuka di era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh. Saat itu diberlakukan. kebijakan penambahan jam belajar 4-6 jam per minggu melalui program Kurikulum 2013. Alasan mendasar penambahan waktu jam belajar adalah masih kurangnya jam belajar pendidikan dasar di Indonesia dan tertinggal jauh dengan Negara-negara lain. Ketertinggalan itu sangat jelas, terutama jika dikaitkan dengan perbandingan jumlah jam belajar pendidikan dasar anak-anak usia sekolah di negara-negara anggota OECD (Organization for Economic Co-operation and Development). Rata-rata lama sekolah untuk seorang anak mengenyam pendidikan dasar di Indonesia, SD-SMP adalah 6.000 jam, sedangkan di negara-negara OECD rata-ratanya 6.800 jam.

Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris, yang terdiri dari ‘full’ atau ‘penuh’, dan ‘day’ yang artinya ‘hari’. Jadi, ‘full day’ mengandung arti ‘seharian penuh’. Adapun ‘school’ artinya ‘sekolah’. Maka, dilihat dari etimologinya arti dari ‘full day school’ berarti sekolah atau kegiatan belajar yang dilakukan seharian penuh di sekolah.

Adapun dalam terminologinya secara luas, full day school mengandung arti sistem pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar-mengajar sehari penuh. Sistem ini memadukan pengajaran intensif, yakni menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran dan pengembangan diri serta kreatifitas anak didik.

Berangkat dari pengertian tersebut, disimpulkan bahwa full day school adalah Sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran pendidikan agama secara intensif dengan menambah waktu khusus untuk pendalaman keagamaan siswa.

Full day school sebenarnya memiliki kurikulum inti yang sama dengan sekolah umumnya, namun mempunyai kurikulum lokal. Dengan demikian kondisi anak didik lebih matang dari segi materi akademik dan non akademik. Secara umum, full day school didirikan karena beberapa tuntutan, diantaranya adalah: Pertama, Faktor kesibukaan orang tua. Minimnya waktu orang tua di rumah, lebih-lebih karena kesibukan di luar rumah yang tinggi (tuntutan kerja). Kedua, Faktor pendidikan dan Pengawasan. Perlunya penambahan formalisasi jam pelajaran keagamaan yang diharapkan dapat membantu sistem Pengawasan orang tua secara terpadu yang dilakukan oleh pihak Sekolah sebagai pengganti orang tua saat jam kesibukan kerja. Ketiga, Faktor Mutu Pendidikan. Perlunya peningkatan mutu pendidikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi problematika pendidikan. Peningkatan mutu tidak akan tercapai tanpa terciptanya suasana dan proses pendidikan yang representative dan professional.

Teknis Pelaksanaan FDS
Pelaksanaan teknis program FDS membutuhkan pola penataan berbagai aspek. Aspek kelembagaan, kepemimpinan dan manajemen, yang dikembangkan sekolah pelaksana program full day school dengan mengedepankan kemuliaan akhlaq dan prestasi akademik. Kepemimpinan sekolah dipacu dengan peningkatan kualitas kepribadian, peningkatan kemampuan manajerial dan pengetahuan konsep-konsep pendidikan kontemporer yang didukung dengan kegiatan short-course, orientasi program, dan studi banding, dimana program-program ini dilaksanakan secara simultan dan kontinu.
Kualitas sumber daya full day school dipilih dari guru-guru bidang studi yang professional, berkualitas dan mempunyai integritas yang tinggi. Peningkatan kualitas tenaga kependidikan seperti tenaga ahli perpustakaan, laborat dan administrasi. Program-program yang dikembangkan juga beragam dengan melibatkan komite sekolah, pengawas, pendidikan, pengurus musyawarah guru mata pelajaran serta yayasan (bagi sekolah swasta). Pemanfaatan sarana prasarana pembelajaran dengan menggunakan Multimedia. Peningkatan mutu sarana dan prasarana pendidikan untuk peralatan dan ruang laboratorium yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran di sekolah tersebut.

Kurikulum sekolah program full day school juga digarap sedemikian rupa untuk memacu keunggulan dalam aspek sains, keagamaan, bahasa berbasis informasi teknologi (IT), Muatan lokal, keterampilan-keterampilan Vocational, dan ekstra kurikuler dan pengembangan diri. Kerjasama kelembagaan dan menggerakkan dukungan masyarakat merupakan keunggulan sekolah yang dapat melaksanakan program FDS.
Program Full day dilaksanakan melalui pendekatan Integrated Curriculum dan Integrated Activity. Sedangkan pengembangan full day school diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak. Pengembangan program ini dapat di lakukan melalui pengembangan kurikulum dan pengelolaan KBM oleh guru dan pengelola yayasan/lembaga yang bersangkutan (Integrated of Character Building).
Pengembangan kurikulum harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu meningkatkan layanan proses KBM dalam menunjang efektifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak yang akan membantu dalam mengoptimalkan bakat, minat, dan potensi positifnya.

Langkah Persiapan Program FDS

Merujuk pada rencana pelaksanaan program FDS, tentu memerlukan langkah persiapan secara matang dari Pemerintah dan masyarakat penyelenggara pendidikan. Hal paling utama dalam penerapannya adalah diperlukan perangkat hukum yang akan mengatur sistem pelaksanaannya, serta pertimbangan hitungan kebutuhan pembiayaan yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan program. Pada sisi lain, perlu dilakukan pula penyusunan kurikulum yang dapat diterapkan selama program FDS berjalan serta identifikasi kebutuhan tenaga pembimbing/pendidik yang sesuai untuk menunjang pencapaian tujuan pemberlakuan FDS.

Pada tataran teknis pelaksanaan, langkah yang patut dipersiapkan adalah Pertama, Pengaturan Sistem Manajemen Sekolah yang professional dalam menata dan menyusun program dengan melibatkan unsur komite sekolah, pengawas, orang tua peserta didik, pemerintah daerah dan masyarakat, Kedua, Pengembangan kurikulum berbasis karakter dan pengembangan potensi anak yang dapat menunjang peningkatan kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan pencapaian program pelaksanaan FDS, Ketiga, Pengadaan sarana dan prasarana penunjang yang berhubungan dengan kebutuhan pelaksanaan program FDS, sehingga aspek pembelajaran dapat memberikan jaminan kenyamanan kepada peserta didik serta pencapaian standar keahlian tertentu selama mengikuti program FDS. Keempat, perlu dikembangkan sistem pengawasan dan penilaian terpadu terhadap capaian pelaksanaan program FDS yang melibatkan unsur stakeholder. Dan Kelima, Ketersediaan sumber daya tenaga pembimbing/pendidik pelaksana FDS serta anggaran yang dibutuhkan, sehingga program tersebut dapat memberikan efek profesionalisme tenaga pengajar serta efektivitas keberhasilan capaian program pada peningkatan kualitas peserta didik.

PENULIS : Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Banten, Wakil Sekretaris Paguyuban Pasundan Wilayah Banten dan Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Banten.