Banten

Dinsos Kewalahan Tangani Pengemis

Administrator | Minggu, 03 April 2016

TANGERANG – Dinas Sosial Kota Tangerang mengaku kewalahan mengatasi gelandang dan pengemis (gepeng). Mereka yang selalu mangkal di perempatan jalan dinilai mengganggu estetika dan ketertiban umum.

Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Agus Sudrajat memaparkan, pihaknya selalu mengadakan razia rutin setiap satu minggu sekali. Ironisnya, mereka yang telah terjaring dan dibina justru balik lagi ke kota berjuluk akhlaqul kharimah.

“Setelah terjaring, mereka kami bawa ke Bekasi untuk kami lakukan pembinaan dan pemberian keterampilan. Nah, tapi ada beberapa dari mereka yang justru kembali lagi. Bahkan ada beberapa gepeng baru,” tutur Agus.

Menurut Agus, rutinnya razia seminggu sekali justru di manfaatkan para gepeng. Mereka selalu mengumpat sebelum razia. Dan setelah razia selesai, mereka kembali lagi ke jalan. Dalam setahun, rata-rata ada 200 orang gepeng yang dijaring dan dibina. 

"Jumlah gepeng yang terjaring dari tahun sebelumnya kurang lebih sama. Menariknya, setiap kami razia mayoritas gepeng memang bukan berasal dari dalam kota," jelas Agus.

Menurutnya, hampir 90 persen dari gepeng yang terazia berasal dari beberapa kota seperti Tegal, Brebes, Surabaya, beberapa kota lain di Jawa Tengah hingga Sumatera. 

Gepeng berjenis kelamin laki-laki paling banyak dijumpai saat razia. Mayoritas gepeng yang terazia pun masih tercatat dalam usia produktif, yakni 15-55 tahun. Beberapa gepeng yang berasal dari daerah terdekat dengan Kota Tangerang akan dipulangkan segera setelah mendapat pelatihan di rumah singgah atau panti sosial. (ani)