Gaya Hidup
Buku Bertema Perempuan Malam Dilaunching

TANGERANG – Cerpenis sekaligus Jurnalis Widi Hatmoko menerbitkan karya tunggalnya berjudul “Perempuan Nocturnal”. Louncing buku yang diterbitkan oleh penerbit Pandusiwi Publishing ini dilaksanakan di Lantai 2 Food and Fund Mal Tangerang City, Cikokol Kota Tangerang, Minggu (5/3/2016).
Buku yang menyoroti kehidupan personal perempuan malam ini diluncurkan oleh Wakil Walikota Tangerang Syahrudin. Dalam kegiatan ini, Syahrudin juga membacakan puisi karya guru-guru Kota Tangerang.
Dalam sambutannya, Syahrudin mengatakan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang sedang gencar-gencarnya menggalakkan minat baca di masyarakat. Ia berharap, dengan terbitnya buku ini bisa memberikan inspirasi kepada para pembaca.
“Kita sedang konsentrasi menggalakkan minat baca di masyarakat. Harapan Kami, dengan terbitnya buku ini bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat,” ujara Syachrudin.
Aris Kurniawan, selaku narasumber dalam bedah buku “Perempuan Nocturnal” ini juga mengatakan, karya-karya yang tertuang dalam buku kumpulan cerita ini merupakan ungkapan kegelisahan penulis (Widi Hatmoko-red), dalam melihat apa yang ada di sekitarnya. “Saya mengenal Widi ini sejak 2004. Saya melihat, karya-karya yang ia tulis merupakan kegelisahannya dalam merasakan dan melihat apa yang ada di
sekelilingnya. Dan karya Perempuan Nocturnal ini bukan sekadar menjadi
sebuah hiburan bacaan, namun ada pesan moral dan kritik yang disampaikan,” paparnya.
Pengamat Sastra, Eddy A Effendi yang juga hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, karya cerpen atau novel perpaduan antara fakta dan fiksi. Karena dalam proses menelurkan karyanya, bisa saja penulis terjun langsung dan berinteraksi dengan tokoh dalam cerita.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tangerang, Nurul Huda menjelaskan, karya bertema tentang pelacuran karya Widi Hatmoko ini tidak perlu dibenturkan dengan tema Kota Tangerang sebagai Kota Akhlaqul Qharimah, yang mempunyai Perda 7 dan 8 yang melarang minuman keras dan pelacuran. Karena, menurut Nurul, karya sastra adalah karya imajiner, yang tidak sekadar menjadi sebuah bacaan dan hiburan, namun ada nilai-nilai moral yang
disampaikan.
“Jangan dibenturkan antara karya sastra dengan Perda 7 dan 8. Penulis boleh bebas mengekspresikan karyanya. Karena, karya cerpen itu tidak sekadar hiburan, tapi ada nilai-nilai moral yang disampaikan,” tandasnya.
Ketua Komite Seni Sastra Dewan Kesenian Kota Tangerang (DKT), Meddy Kesesi menambahkan, dalam kegiatan ini ada dua buku yang diluncurkan, yaitu buku kumpulan cerpen “Perempuan Nocturnal” karya Widi Hatmoko dan kumpulan puisi para guru Kota Tangerang. “Dalam kumpulan puisi para guru ini, sudah melalui proses seleksi yang cukup ketat,” pungkasnya. (day)

- Benteng Prabowo Dukung H Budi dan H Badri
- Setahun Dibangun Jalan Sudah Hancur
- Kasus Narkoba di Tangsel Meningkat
- Aset Koperasi Harapan Bersama Tembus 3 Miliar
- Motor Curian Mogok, Tersangka Dihajar Massa