Banten

Anggota Dewan Desak PT. KAI Segera Aktifkan KRL Commuter Line

Administrator | Kamis, 16 Maret 2017

KRL commuter line

RANGKASBITUNG – Anggota DPRD Kabupaten Lebak Dian Wahyudi mendesak PT. Kereta Api Indonesia mengoperasikan Kereta Rel Listrik (KRL) atau “commuter line” setelah dilakukan uji coba di Stasiun Rangkasbitung-Maja.

“Kami mempertanyakan alasan PT. KAI tidak segera mengoperasikan KRL, padahal sudah dilakukan uji coba,” kata Dian.

Selama ini, PT KAI belum melaksanakan pengoperasian Commuter Line jurusan Rangkasbitung-Maja-Tanahabang. Padahal, belum lama ini pengoperasian Commuter Line satu jalur yang terkoneksi jaringan listrik Stasiun Rangkasbitung-Maja sudah diuji cobakan.

Bahkan, dalam uji coba tersebut berjalan lancar dan tidak ada kendala atau masalah. Namun, PT KAI belum mengoperasikan secara normal KRL tersebut tanpa alasan yang jelas.

Untuk itu, ribuan penumpang Rangkasbitung-Jakarta mengeluh dan kecewa, karena mereka harus menunggu keberangkatan satu sampai dua jam dengan menggunakan KA Ekonomi. Sebab, prekuensi KA Rangkasbitung-Jakarta relatif terbatas.

“Kami berharap PT. KAI segera merealisasikan pengoperasian KRL itu,” katanya.

Menurut Dian, masyarakat Kabupaten Lebak menyambut positif jika Rangkasbitung-Jakarta dioperasikan Commuter Line karena saat ini ribuan warga Kabupaten Lebak bekerja di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek).

Penggunaan KA tentu sangat didambakan masyarakat karena kedatangan tepat waktu, terjamin keselamatannya, nyaman dan biaya angkutan relatif murah.

Apalagi, saat ini pelayanan PT KAI sangat bagus setelah fasilitas KA Ekonomi terpenuhi diantaranya dilengkapi alat pendingin, toilet dan kebersihan. Ia mendesak PT KAI segera mengoperasikan KRL pada April 2017 dengan frekuensi keberangkatan-kedatangan setiap 30 menit.

“Kami berharap idealnya keberangkatan dan kedatangan KRL Rangkasbitung-Jakarta hanya 30 menit sehingga tidak ada penumpang telantar,” kata politis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Lebak.

Dian juga berharap PT. KAI menyediakan gerbong khusus untuk mengangkut hasil komoditas pertanian yang dipasarkan di Jakarta. Selama ini, petani Kabupaten Lebak mengeluhkan larangan mengangkut hasil komoditas pertanian dalam kereta api.

Petani disini sudah terbiasa mengangkut produksi hasil bumi, seperti singkong, pisang, kelapa, umbi-umbian, sayur-sayuran, dedaunan dan lain-lainya menggunakan kereta api ke Jakarta.

Pelarangan kebiasaan tersebut tentu sangat berdampak terhadap pendapatan petani, karena mereka mengeluarkan biaya transportasi kendaraan umum yang relatif cukup tinggi. Sebelumnya, petani menjual hasil bumi melalui angkutan kereta api dengan biaya relatif kecil.

“Kami menilai larangan PT KAI mengangkut hasil bumi tidak tepat, terlebih dengan alasan mengganggu ketertiban dan kenyamanan penumpang,” katanya.

Kepala DAOP 1 KAI Jakarta John Roberto mengatakan pihaknya sudah melakukan uji coba jalur rel elektrifikasi dengan KRL dari Stasiun Maja-Rangkasbitung. Dalam uji coba itu berjalan sukses dan lintas Maja-Rangkasbitung.

“Kami akan mengoperasikan KRL Rangkasbitung-Jakarta secara normal dengan empat kedatangan dan keberangkatan pada1 April 2017,” katanya. (GEL)