Banten
Warga Protes PPDB SMPN 2 Tigaraksa
TIGARAKSA - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2016 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dibuka tanggal 11-13 Juli 2016 lalu. Namun PPDB di SMPN 2 Tigaraksa disoal warga, lantaran tidak memprioritaskan warga sekitar.
Orangtua calon siswa menilai dalam penerimaan siswa baru tahun ini, pihak sekolah melekukan tebang pilih. Banyak guru yang kolektif calon siswa di terima walaupun surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) rendah. Tapi warga sekitar sekolah banyak yang tidak diterima lataran NEM dinyatakan tidak memenuhi passing grade.
Salah satu walimurid Ari mengatakan, dirinya bingung dengan manajemen di SMPN 2 Tigaraksa ini. Sebab kerbadaan sekolah ini tidak memperhatikan kebutuhan warga sekitar. Padahal pemerintah membangun sekolah di tiap-tiap kecamatan, itu untuk memudahkan masyarakat mengakses pendidikan.
"Kami minta agar anak kami diterima di sekolah sini. Kepala sekolah harus memberikan penjelasan kepada kami kenapa anak kami tidak terima," ujar Ari.
Ia berharap agar anaknya bisa diterima di SMPN 2 Tigaraksa ini. Meski anaknya tidak masuk passing grade tapi harus meprioritaskan warga sekitar. Karena ada indikasi pihak sekolah terlalu banyak menerima siswa bawaan dari luar wilayah Tigaraksa.
"NEM anaknya 241,05. Sedangkan banyak siswa yang diterima dengan nem di bawah itu karena ada oknum guru yang bisa meloloskan dengan membayar sejumlah uang," ujarnya.
Saat puluhan warga Tigaraksa mendatangi panita PPD SMPN 2 Tigaraksa, kepala sekolah dan ketua penitia PPDB tidak ada di tempat. Salah satu penitia bernama Solehah mengatakan sejak pembukaan PPDB, ketua penitia tidak pernah datang ke sekolah.
"Ketua penitia gak pernah datang, sejak pertama kali PPDB dibuka. Kami tidak tau kemana, dan nomor HP nya kami tidak tau. Kalau kepala sekolah datang cuma ngambil dana bos saja," ungkap Solehah kepada jurnaltangerang.com
Salah satu guru SMPN 2 Tigaraksa Zuerial Mahmud menjelaskan, tidak diterimanya calon murid baru tersebut kerna ruang kelas tidak memadai. Jadi pihak sekolah harus membatasi kuota pada penerimaan peserta didik baru.
"Bagaimana kami mau menerima banyak murid mas, disini ruang kelas terbatas. Kalau ruang kita masih banyak sisa semua yang mendaftar akan kita tampung," ujarnya.
Hingga berita ini ditayangkan Kepala SMPN 2 Tigaraksa belum dapat dikonfirmasi. Sebab kepala sekolah jarang ada di kantor. (man)

- DPPKAD Tangsel Optimis Target PBB Tahun ini Tercapai
- Zaki Pantau Terus Kinerja SKPD dan Kecamatan
- ASN Harus Tingkatkan Disiplin Kerja
- 3 Anggota PPK Balaraja Diragukan
- DPRD Segera Sahkan APBD Perubahan







