Banten

Warga Tangsel Kebingungan

TPA Cipucang Tak Mampu Tampung Sampah Tangasel

Administrator | Sabtu, 29 Agustus 2015

SETU – Lahan untuk penampunganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Setu sudah tidak memadai. Kini, Pemkot mengandalkan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS 3R) yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Diketahui, dalam sehari sampah yang dihasilkan sebanyak 700 ton. Namun, daya tampung di TPA Cipeucang sudah tak menampung sampah. Saat ini pemerintah daerah belum mempunyai alat untuk mengatasi ataupun mengurangi sampah.
Walikota Airin Rachmi Diany mengatakan permasalahan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Selain itu, terbatasnya lahan menjadi kendala. Luas lahan di TPA Cipeucang hanya 6,8 hektare. Rencana lahan yang akan dibebaskan 26 hektare. Namun, warga sekitar tidak mau dibebaskan lahannnya. 
“Pemilik tanah tidak mau menjual ke Pemkot,” ungkapnya, di sela-sela rapat pembinaan TPS 3R di gedung Grha Widya Bhakti (GWB) Puspiptek, Setu, Kamis (27/8/2015).
Dengan kondisi ini, kata dia, akan menggunakan tehnologi pengelolaan sampah. Ia mencontohkan negera Singapura. Tidak mempunyai lahan namun memiliki incinerator pengolahan sampah. “Teknologi dan keterampilan dibutuhkan untuk mengolah sampah. Tangsel harus seperti Singapura, memiliki incinerator pengolahan sampah, pemkot akan berupaya untuk itu,” ucapnya.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) kota Tangsel, Taher Rachmadi mengatakan tahun depan akan diusulkan untuk penganggaran untuk pengadaan mesin incinerator. “Sebenarnya, kita ingin bangun TPA baru pengganti TPA Cipeucang. Namun, berbenturan dengan Perda RTRW,” ujarnya.
Kepala Bidang Kebersihan pada DKPP Tangsel, Yepi Suherman mengatakan, di tujuh kecamatan terdapat 41 TPS 3R yang dikelola KSM. Satu TPS 3R terpadu mengelola sampah dari 500-1000 kepala keluarga atau 2 ton sampah perharinya. “Bila dikalkulasikan, sangat membantu pemkot dalam mengatasi sampah,” terangnya. (elo)