Banten

Puncak Kekeringan di Kabupaten Tangerang Terjadi Akhir Oktober

Administrator | Jumat, 19 Oktober 2018

Sejumlah warga harus rela antre untuk mendapatkan air bersih

CURUG - Kemarau panjang membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Tangerang terjadi kekeringan. Imbasnya pasokan air bersih yang bersumber dari air tanah berkurang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana menuturkan, sesuai prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa puncak kekeringan akan terjadi pada akhir Oktober atau sekitar awal November 2018. Untuk itu masyarakat Kabupaten Tangerang yang sudah mulai kekurangan pasokan air diharap bersabar.

Menurut Agus ada solusi lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Selain meminta langsung kiriman air dari BPBD Kabupaten Tangerang, masyarakat juga masih bisa menggali sumur untuk lebih dalam lagi.

"Kekeringan terjadi pada permukaan tanah. Kalau sumur-sumur bor atau pompa yang keadalamannya di atas 10 meter masih bisa medapatkan air," ujar Agus kepada jurnaltangerang.co.

Agus menambahkan, untuk pasokan air, pihaknya setiap hari mendistribusikan air sekitar 30 tanki per hari. Itu tergantung dari permintaan warga yang dilanda kekeringan. Tentunya permintaan itu harus disampaikan ke kantor BPBD melalui luran/kades dan camat setempat.

"Kebutuhan air setiap hari terus meningkat. Terkadang sehari bisa mencapai 30 tanki atau lebih," papar Agus.

Secara terpisah, Camat Tigaraksa Yayat Rohiman menjelaskan, jika kekeringan tahun ini sudah melanda wilayah Tigagraksa. Sebagian besar kekeringan terjadi di Perumahan Sudirman, Kelurahan Tigaraksa. Hampir setiap hari menurut Yayat warga meminta pasokan air tanki dari BPBD.

"Setiap hari kita kirim pasokan air ke Perumahan Sudirman 1-2 tanki. Terkadang kita harus menunggu antrean kirim. Pesen pagi bisa dikirim sore atau malam hari. Mudah-mudahan hujan cepat turun dan suplay air tanah kepada masyarakat juga akan terpenuhi," tutur Yayat. (PUT)