Banten

Pemkab Tangerang Tidak Tetapkan Tanggap Darurat Banjir

Administrator | Kamis, 09 Januari 2020

Bupati Tangerang A Zaki Iskandar bersama Kapolresta Tangerang dan Dandim 0510 Tigaraksa mengecek lokasi banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Tangerang.

TIGARAKSA, (JT) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang terus berupaya menanggulangi dampak musibah banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Tangerang pada awal tahun 2020.

Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Bambang Sapto mengatakan Banjir yang menerjang sejumlah wilayah tersebut, terjadi akibat hujan yang tidak kunjung berhenti sejak 31 Desember 2019 hingga awal Tahun 2020. Imbasnya sejumlah sungai meluap dan berdampak banjir di sebagian wilayah.

"Saat kejadian, Tim dari Pemkab Tangerang yang meliputi BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta OPD lainnya dan Kecamatan langsung sigap merespon cepat untuk menangani musibah banjir. Kami juga segera melakukan reaksi cepat tanggap sesuai prosedur," Kata Bambang.

Bambang mengungkapkan, potensi wilayah Kabupaten Tangerang yang terkena banjir akibat luapan sungai yang melintasi di wilayah Kabupaten Tangerang.

Yakni Sungai Cisadane menggenangi Kecamatan Curug , Legok, Sepatan, Pakuhaji, Teluknaga; Sungai Cirarab menggenangi Kecamatan Legok, Curug, Cikupa dan Pasar Kemis; Sungai Cimanceuri menggenangi Kecamatan Legok, Tigaraksa, Cikupa, Balaraja, Sukadiri, Jambe, Rajeg, Pagedangan dan Kronjo; Sungai Cidurian menggenangi Kecamatan Cisoka, Jayanti, Kresek, Kronjo; dan Sungai Kalisabi menggenangi Kecamatan Kelapa Dua.

"Banjir yang terjadi di Kabupaten Tangerang hanya 12 persen dari total keseluruhan wilayah Kabupaten Tangerang. Yakni di Kecamatan Teluknaga, Kelapa Dua, Kresek, Sepatan Timur, Solear, Pakuhaji, Curug, Pagedangan, Cisoka, Pasar Kemis, Jayanti, Tigaraksa, Jambe, dan Legok, dan 5,6 Persen penduduk di Kabupaten Tangerang yang terdampak," ungkap Bambang.

Dampak dari banjir yang terjadi awal tahun menyebabkan rusak nya lahan pertanian dan tambak. Daerah pesisir dan pemukiman nelayan, pemukiman penduduk, industri dan pergudangan, fasilitas umum seperti sekolah, jalan, dan fasilitas umum lain nya serta kesehatan masyarakat.

Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar mengatakan, bencana banjir yang terjadi saat ini di wilayah Jabodetabek mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Untuk itu perlu dilakukan koordinasi penanganan secara terpadu antara wilayah Jabodetabek dalam proses perencanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang.

"Kedepan kita perlu membahas bersama dengan Pemerintah pusat dan Daerah Jabodetabek untuk mengatasi persoalan banjir ini. Supaya ada jalan bagi semua daerah yang terdampak," Kata Zaki.

Menurutnya, curah hujan yang tinggi dan kiriman air dari hulu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di wilayah Kabupaten Tangerang. Tak hanya itu, berkurangnya daerah resapan air dan degradasi lingkungan penyempitan serta pendangkalan sungai akibat sedimentasi lumpur, sampah dan belum tertatanya irigasi atau normalisasi sungai juga menjadi penyebab banjir.

"Untuk bencana banjir saat ini, Pemkab Tangerang tidak menaikan status tanggap darurat bencana. Karena yang terdampak banjir hanya 12 persen dari luas wilayah. Pemerintah Kabupaten Tangerang bisa menyelesaikan permasalahan banjir," ungkap Zaki.

Zaki menambahkan, penanganan saat banjir yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini BPBD dan dinas lainnya adalah mendirikan tenda darurat, mendirikan posko kesehatan, dapur umum, dan posko pengungsian, pendistribusian logistik seperti makanan cepat saji, obat-obatan, serta logistik lainnya. dan pemerintah Kab. Tangerang terus melakukan koordinasi dengan BPBD provinsi TNI Polri serta stakeholder lainnya pada saat bencana maupun pasca bencana. (PUT)