Banten

Pembangunan Drainase Pasar Tigaraksa Diduga Salah Perencanaan

Administrator | Jumat, 05 Juli 2019

TIGARAKSA - Pembangunan drainase Pasar Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, kini dikeluhkan warga. Diduaga akibat salah perencanaan, pembangunan drainase yang semestinya mengatasi masalah air limbah, kini malah menjadi masalah baru buat warga sekitar.

Terlihat air limbah menggenangi jalan di depan pasar Tigaraksa setiap hari. Lebih parah lagi saat hujan turun, air bisa meluap hingga ke SMP Negeri 1 Tigaraksa dan merendam sejumlah toko di sekitar jalan tersebut. Hal ini disebabkan, pembangunan drainase tidak terhubung dengan drainase lainnya di jalan raya Katomas, Tigaraksa.

Salah satu warga sektiar Edi mengungkapkan, setiap kali hujan turun SMPN 1 tigarkasa terendam air. Pembangunan drainase yang dikerjakan 2018 lalu itu, tidak dibuang ke aliran sungai. Pembangunan drainase putus hingga belokan jalan menuju Polsek Tigaraksa.

"Sesudah dibangun draniase Pasar Tigaraksa malah makin parah genangan airnya. Sebab tidak dibuang ke aliran sungai," tuturnya.

Ketua Lembaga Independen Pemantau Pembangunan Indonesia (LP2I) Ibnu Kholdun menyangkan sikap pemerintah yang terkesan tidak profesional dalam membuat perencanaan pembangunan. Pihaknya pernah melayangkan surat kepada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang untuk mengklarifikasi masalah ini.

"Ini jelas ada kesalahan dari pihak dinas. Kalau tidak perencanaan yang salah, ya pengawawasan pembangunanya yang tidak maksimal. Sehingga pelaksana proyek draniase dikerjakan asal jadi," ujar Ibnu Kholdun.

Menurut Ibnu, proyek yang menelang anggaran Rp 906.144.000 ini dikerjakan oleh CV Mutiara Hitam yang beralamat di Lembang Sari Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, pada akhir tahun anggaran 2018. Semestinya proyek ini menjadi solusi pembuangan air limbah bagi warga sekitar bukan malah menambah masalah.

Hal senada dikatakan Anggota Gema Nasional Indonesia (GNI) Provinsi Banten Wahyu. Ia sangat menyayangkan ada pembangunan drainase yang asal jadi malah merugikan masyarakat. Wagra sekitar setiap hari disuguhkan air limbah berwarna hitam dan bau tidak sedap.

"Ini jelas sangat mengganggu warga sekitar dan pengguna jalan. Selain jalan becek dan bau, tentu jalan juga akan mudah rusak karena terendam air setiap hari," tandasnya. (PUT)