Banten

Pandeglang dan Lebak Rawan Penularan HIV AIDS

Administrator | Kamis, 04 Oktober 2018

SERANG - Golongan hetrosexual menjadi salah satu golongan yang paling tinggi dalam resiko penularannya HIV/Aids di wilayah Banten.

"Untuk yang urutan penularan yang pertama jika dilihat dari gerafiknya adalah hetrosexual menduduki urutan pertama. Gonta ganti pasangan Laki Sex Laki (LSL) juga, karna yang LSL itu bukan saja LSL murni tapi juga double sexual. Ya sama laki juga ya sama wanita juga," kata Nur Berta Larasati, staf program Komisi Penanggulangan HIV/Aids profinsi Banten di kantornya.

Yang mengkhawatirkan, lanjut Berta, kebanyakan dari kalangan LSL ini pada usia muda. Bahkan masih anak-anak di bawah umur tujuh belas tahun dan ini sekarang sudah merambah ke daerah-daerah yang data tingkat catatan HIV/Aids nya kecil di wilayah Banten.

"Ini sudah merambah ke Pandeglang dan Lebak. Selama ini kurang dilirik oleh program nasioanal karna dianggap potensi penularan HIV nya rendah. Padahal itu salah, menurut kita itu akan menjadi bom waktu, karna intensitasinya kurang, jadi mereka merajalela. Mungkin mereka gak main di Pandeglang atau di Lebak, namun di luar daerahnya, begitu pulang sakit," tuturnya.

Salah satu staf program Komisi Penanggulangan HIV/Aids Provinsi Banten Beni Surahman menerangkan, dari angka temuan kasus yang ada. HIV/Aids ini merupakan fenomena gunung es, hanya terlihat di atasnya saja namun di bawahnya tidak kelihatan.

"Selama ini pemerintah daerah masih memandang sebelah mata, belum jadi proritas Penanggulangan HIV ini. Masih banyaknya yang belum faham dan beranggapan bahwa semakin banyak ditemukan menandakan kinerjanya semakin tidak baik padahal itu sebaliknya," terangnya.

Masalah LSL ini lanjut Beni, sebenarnya bukan hanya ranahnya Dinas Kesehatan saja, namun banyak ranahnya dinas atau OPD terkait lainnya yang seharusnya juga ikut peduli.

"Jadi kita minta peranannya DP3AKKB itu untuk perlindungan anak, supaya mereka juga punya peranan. Karna anak-anak kita juga harus dilindungi. Kalau kita bicara terkait bahaya narkoba itu sudah kenceng banget sosialisasinya. Dan kebanyakan anak-anak paham. Tapi kalau LSL ini sulit karna mereka masih gaya hidupnya lebih mendorong ke gaya hidup yang salah," pungkasnya. (PAI)