Gaya Hidup

Nikmatnya Gulai Daging Ala Gultik Gembul di Taman Jajan Gaul BSD

Administrator | Sabtu, 07 Januari 2017

Gultik Gembul

SERPONG – Masakan rumahan masih menjadi idola sebagian besar masyarakat. Selain ragam menunya akrab di lidah, citarasa lezat dan nikmatnya masakan rumah sudah tak perlu diragukan lagi.

Nah, masakan rumah satu ini bernama Gultik Gembul. Gulai daging sapi dengan citarasa lezat, gurih dan nikmat ini, dapat Anda temui di Taman Jajan gaul Anggrek Loka, BSD, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sang owner Gultik Gembul, Vanny, menjelaskan, gultik alias gulai ini diolah menggunakan daging sapi segar yang pada pengolahannya direbus untuk diambil kaldu dagingnya, setelah itu daging sapi dioseng.

Lalu masukkan santan asli, didiamkan beberapa saat agar santan, oseng daging meresap dan menyatu. Barulah siramkan air matang secukupnya, agar santan tidak terlalu encer.

"Untuk penyajian, ada dua opsi yang ditawarkan kepada para pembeli. Nasi disiram dengan gulai atau nasi dan gulai dipisah. Semua itu tergantung selera pelanggan koq," kata Vanny yang berprofesi desainer majalah di kawasan Jakarta itu.

Gultik Gembul buka dari 18.00 hingga 02.00 WIB. Warung gulai ini menyajikan porsi nasi siram gulai dengan harga Rp. 15 ribu dan porsi nasi terpisah dengan gulai dibanderol Rp. 18 ribu. Kaum exmud (executive muda) dan penghuni kos-kostan menjadi pelanggan di Gultik Gembul ini. "Kami juga menerima pesanan loh, minimal 30 porsi," ujar Vanny.

Salah seorang pengunjung, Robert Siahaan, yang berprofesi sebagai pengusaha, menuturkan, dirinya saat berada di kost-annya di kawasan Anggrek Loka, kerap mampir ke Gultik Gembul untuk makan sore maupun malam.

"Rasa gulai ini akrab di lidahku. Rasa ini mirip dengan gulai Medan kalau di daerah kami sana. Terus, di Gultik Gembul ini harganya murah sekali," katanya.

Senada Robert, Melan yang kost di kawasan Anggrek Loka juga menuturkan hal serupa.  Wanita berparas oriental ini mengaku rasa gulai Gultik Gembul milik Vanny itu mirip gulai Medan, kampung halamannya Medan.

"Gulai ini rasanya mirip dengan gulai di Jalan Brigjen Katamso, Medan. Cuma rasa osengan dagingnya sedikit kurang. Dan tidak adanya kerupuk merah putih yang jadi idola di Medan," tandasnya. (RIO)