Figur
Munas Partai Golkar
Bagi internal Partai Golkar, hal ini akan menjadi babak baru untuk mewujudkan harapan bersatunya faksi-faksi dalam tubuh partai yang dirindukan segenap lapisan kader. Bagi bangsa, penyelesain damai konflik kepengurusan Parti Golkar diharapkan dapat membantu terciptanya stabilitas politik yang menjadi modal penting percepatan pembangunan.
Beragam persoalan utama kebangsaan dan kenegaraan sungguh membutuhkan energi besar, termasuk energi besar dari Partai Golkar sebagai pemenang kedua pada pemilu 2014.
Secara historis, spirit dasar yang menjadi energi besar Golkar terletak pada peran pembaharuanya dalam menjawab tantangan perubahan zaman. Kegagalan dalam menjawab tantangan perubahan zaman, akan menjadi pertanda padamnya semangat pembaharuan dalam tubuh partai.
Degradasi Kepercayaan Publik.
Seperti parpol lain pada umumnya, tantangan utama Golkar adalah mengembalikan kepercayaan publik. Sesuatu yang teramat serius, mengingat fungsi partai yang salah satunya berkenaan dengan artikulasi kepentingan publik.
Jika dicermati, banyak sekali sikap publik yang pesimis bahkan apatis berkaitan dengan peran dan fungsi parpol. Dinamika hari-hari belakangan di Ibu Kota cukup kuat menggambarkan tentang hal ini. Menghadapi pesimisme demikian, pilihan yang ada hanyalah berupa upaya serius perbaikan parpol. Pilihan lain hampir tidak tersedia.
Setidaknya ada tiga point penting yang menjadi kritik utama publik terhadap parpol. Pertama, masalah isu korupsi yg dikaitkan dengan soal keuangan parpol. Secara empirik perilaku korup ini berjalin berkelindan dengan terpeliharanya ruang abu-abu dalam pengelolaan keuangan parpol. Hal mana sering menempatkan posisi parpol sebagai bandul pemberat dalam agenda pemberantasan korupsi. Sesuatu hal yang bertentangan dan melawan arus perubahan zaman.
Kedua, soal rekruitmen kepemimpinan jabatan publik di tingkat nasional dan daerah yang sering abai dengan arus besar harapan masyarakat. Bahkan dalam beberapa kasus justeru cenderung berlawanan dengan harapan publik dan cenderung tidak bernilai. Hal demikianlah yang seringkali membentuk persepsi bahwa parpol hanya sekedar mengejar kursi kekuasaan. Bentuk persepsi demikianlah yang secara substansial menggerogoti harapan dan kepercayaan rakyat pada parpol.
Ketiga, soal orientasi modernisasi ditubuh parpol. Jika dicermati dengan seksama di tengah arus perubahan yang begitu cepat, institusi parpol sering dipersepsi sebagai institusi yang selalu terlambat dalam me-modernisasi diri. Apalagi jika dikaitkan dengan konteks perubahan dan tantangan pada tingkat global. Dibandingkan dengan institusi lainya, parpol seringkali terlambat dan gagal dalam mengadaptasi perkembangan dan tantangan zaman.
Harapan Pembaharuan Golkar
Ketiga kritik publik tersebut akan baik bagi Golkar jika sukses menjawabnya dalam momentum Munaslub kedepan. Dengan bersandar pada spirit sebagai insan pembaharu, mustinya tantangan publik terhadap parpol pada umumnya akan mendapatkan harapan dengan pembaharuan parpol yang dilakukan oleh Partai Golkar.
Harapan pertama, terhadap isue korupsi yang sering sekali dilekatkan pada parpol, sudah waktunya untuk ditinjau sampai pada akar persoalan yang lebih dalam pada sistem yang membelit institusi parpol. Korupsi sejatinya tdk semata urusan perilaku personal. Karena isu ini tidak lagi tepat jika dipersepsi hanya sebatas masalah kepribadian semata. Banyak pribadi baik yang tergelincir pada sistem yang buruk. Sudah waktunya jika pada Munaslub Golkar kedepan hal ini mendapat porsi yang cukup untuk dilakukan pembahasan yang serius.
Sudah sangat umum difahami bahwa korupsi dan perilaku koruptif akan subur pada institusi dengan kewenangan yang tinggi namun cenderung diselimuti dengan mekanisme tertutup, kedap terhadap jangkaun publik. Terhadap situasi ini, transparansi mekanisme penggunaan kewenangan sering disodorkan sebagai jawabanya.
Upaya transparansi demikian akan kurang efektif jika publik dan institusi publik yg resmi tdk memiliki kewenangan utk ikut mengawasi, mengontrol dan memberikan sanksi. Saat ini, terhadap proses mekanisme penggunaan kewenangan dalam internal institusi parpol hampir tidak tersedia kontrol publik yang memadai. Banyak harapan tertumpu pada Munaslub Golkar nanti dapat dilakukan pembaharuan dengan regulasi baru yang membuka lebar pintu bagi publik untuk ikut mengontrol parpol pada setiap gerak dan langkah perjalananya termasuk pada pengelolaan keuanganya.
Harapan kedua, menjawab tantangan publik berkaitan dengan rekruitmen kepemimpinan. Secara internal, sudah menjadi catatan sejarah di era reformasi bahwa setiap event peralihan kepemimpinan di internal partai golkar selalu berlanjut dengan pembelahan faksi yang berujung pada penciptaan embrio partai baru. Sesuatu yang tidak menguntungkan bagi Golkar.
Patut dicermati, medan konflik utama yang terbentuk pada setiap munas golkar selalu saja berkaitan dengan agenda kompetisi selanjutnya dalam dinamika kenegaraan berupa pemilihan presiden. Hal mana sebenarnya hampir semua parpol juga mengalaminya.
Terhadap soal ini, sudah pada tempatnya jika seluruh kader golkar mengambil hikmah dan pelajaran penting. Munaslub Golkar seyogyanya memberikan jalan keluar baru secara permanen bagi setiap kader partai dan kader bangsa yang potensial untuk menjadi pimpinan nasional, yaitu berupa mekanisme rekruitmen yang dapat mewadahi konflik kepentingan secara adil dan terbuka serta pada saat yang sama dapat sejalan dengan harapan publik.
Harapan ketiga, berkenaan dengan orientasi modernisasi. Golkar memiliki sejarah panjang sebagai organisasi politik. Memiliki pemilih setia yang tidak gampang berpindah pilihan. Namun fakta juga berbicara bahwa perubahan dalam segala bidang kehidupan bergerak dengam cepat dan berlangsung secara masif. Dinamika struktur dan kultur dalam partai golkar sudah semestinya dibaharui sehingga dapat mengadaptasi berbagai perkembangan baru.
Dunia modern yang berkarakter objektif-positifistik dan menggedepankan peran sains dalam setiap aspeknya harus menjadi modal dan panduan utama organisasi. Banyak pengalaman pahit dan getir dalam dinamika kebangsaan yang dialamai golkar karena menghindari pertimbangan berkarakter modern.
Untuk sementara waktu, mungkin perlu mempertahankan beragam aspek dalam organisasi yang tetap mempertimbangkan aspek-aspek tradisional dalam tubuh partai demi menjaga soliditas dan solidaritas dalam partai. Namun sebaiknya golkar tidak terlambat mengadaptasi karakter modernitas dalam tubuh organisasi. salah satu ciri yang melekat pada organisasi modern yang dapat adaptif terhadap perubahan adalah bahwa setiap tingkat kepemimpinan dan kewenangan dalam organisasi semestinya paralel dengam tingkat kompetensi dan integritas personil dalam organisasi.
Harapan pembahuruan Golkar dalam Munaslub bulan yang akan datang akan terjadi jika semua potensi kekuatan dalam tubuh Golkar tidak terperangkap hanya sekedar mengejar kekuasaan kepemimpinan partai ditingkat pusat, karena sejatinya jika hanya sekedar itu sungguh semangat insan pembaharu sedang memudar.
Selamat Munaslub Partai Golkar.(*)

- Tahanan Lolos Tanggung Jawab Kejaksaan
- Bupati Nyatakan Perang Terhadap Narkoba
- Asmara yang Berujung ke Meja HIjau
- LKPJ, Zaki Apresiasi Fraksi di DPRD
- Pinjam Rp 7 M Dengan Dokumen Palsu Divonis 1,5 Tahun








