Banten

Menunggak, Bulog Ancam Hentikan Pengiriman Raskin

Administrator | Jumat, 06 Januari 2017

TIGARAKSA - Tunggakan utang berjalan beras sejahtera (rasta) atau yang biasa disebut beras untuk rakyat miskin (raskin) di Kabupaten Tangerang hingga Januari 2017 mencapai Rp4,8 miliar.
 
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Drive Tangerang Rusli Jumat (06/01/2016). Menurut Rusli hal tersebut sangat mengkhawatirkan karena akan menghambat distribusi raskin ke sejumlah kecamatan.

"Kami akan menghentingkan pengiriman raskin jika tunggakan tidak diberesin,"kata Rusli

Rusli menambahkan, utang raskin tersebar di 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Sementara, untuk kawasan Tangerang Raya sendiri, kota seribu industri ini tercatat memiliki utang raskin paling besar.

”Sebaran paling tinggi ada di kabupaten ini yang menyebabkan utangnya paling besar. Sementara di Kota Tangerang utang raskin mencapai Rp1,1 miliar dan Kota Tangsel tembus Rp403 juta,” terang Rusli di ruang kerjanya.

Rusli menjelaskan, hampir semua desa dan kelurahan di Kabupaten Tangerang memiliki utang dan belum dibayarkan hinga akhir tahun 2016. Tunggakan raskin termasuk utang berjalan. Artinya, saat akhir tahun saldo harus nol atau lunas.
 
”Kita akan segera lakukan tindakan, entah itu lewat pengiriman surat atau penghentian sementara penyaluran raskin,” tegasnya.

Sementara itu, Pemkab Tangerang melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) menerangkan, bahwa beban utang raskin merupakan tanggung jawab masing-masing kepala desa dan lurah. Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPPP Kabupaten Tangerang, Kustrin Winda menjelaskan, secara struktural kepala desa berperan sebagai ketua pelaksana distribusi dan proses distribusi beras raskin ini seutuhnya dikelola oleh pihak desa.

”Desa yang mengelola pendistribusiannya. Mereka menjual kepada masyarakat dan nanti uangnya dibayarkan kembali kepada Bulog. Begitu seterusnya, jadi semuanya adalah tanggung jawab kepala desa,” tuturnya.

Kendati demikian, sikap Bulog terbilang wajar karena tingginya angka tunggakan dan warga yang menjadi sasaran raskin di 247 desa yang ada. Jumlah penerima raskin mencapai 147. 090 rumah tangga sasaran (RTS).

”Tinggal dihitung saja, 15 Kilogram dengan perkilonya rata-rata 1.600 rupiah dikali selama 12 bulan sudah tentu tunggakan mencapai miliyaran rupiah,” katanya. (DAY)