Gaya Hidup
Makanan dan Minuman Tidak Sehat yang Sering Dikonsumsi (1)

Disusun oleh: dr. Liz Marisa A
Kita mungkin pernah mendengar selentingan yang mengatakan, bahwa semakin maju zaman, semakin banyak pula penyakit yang muncul. Pernyataan ini memang beralasan, karena dapat kita lihat pergeseran penyakit yang dahulu jarang ditemukan, menjadi lebih banyak ditemukan. Penyakit yang dahulu banyak menyerang orang tua, saat ini telah banyak mengjangkiti usia yang relatif muda. Polusi, pola aktivitas, gaya hidup, dan pola makan yang berubah dipercaya berperan dalam hal ini.
Â
Makanan dan minuman, tidak diragukan lagi berperan besar dalam kesehatan manusia. Awalnya, manusia mengkonsumsi makanan dan minuman sebatas memenuhi kebutuhan biologisnya saja. Seiring perkembangan zaman, manusia mulai memperhatikan faktor-faktor gizi dan keseimbangan makanan, sehingga kita kenal istilah empat sehat lima sempurna. Kini, banyak orang memilih makanan bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan gizinya, tetapi karena faktor-faktor sampingan seperti trend, faktor ekonomis, kepraktisan, atau sekedar selera,yang tak jarang mengabaikan faktor gizi dan kesehatan. Nah, apa saja makanan dan minuman tidak sehat yang sering dikonsumsi?
Junk Food
Mendengar kata Junk Food, orang sering mengasosiasikannya dengan hamburger, sandwich, pizza, dan sejenisnya. Sebenarnya, istilah Junk food diberikan bagi sekelompok makanan yang mempunyai nilai gizi rendah (protein, vitamin, dan mineral) dengan kandungan lemak, gula, garam, dan kalori yang tinggi. Istilah ini dipopulerkan oleh Michael Jacobson, direktur pada Center for Science in the Public Interest pada tahun 1972. Makanan-makanan yang masuk dalam kategori ini adalah makanan ringan (salted snacks), permen, kue-kue manis, makanan cepat saji,dan minuman bersoda, sedangkan pizza, hamburger, dan tacos, bisa dikategorikan junk food atau bukan tergantung pada bahan dan proses pembuatannya. Semakin baik kualitas bahan dan alami proses pembuatannya akan menurunkan kategori junk food.
Â
Sebuah penelitian oleh Paul Johnson dan Paul Scripps pada research Institute tahun 2008 mengindikasikan bahwa konsumsi junk food dapat meningkatkan aktivitas otak seperti yang disebabkan oleh zat-zat aditif seperti kokain dan heroin, sehingga menyebabkan ketagihan. Penelitian oleh Federation of American Societies for Experimental Biology juga menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang gemar mengkonsumsi junk food selama kehamilannya cenderung untuk menggemari junk food pula ketika besar.
Makanan cepat saji
Makanan cepat saji sering menjadi pilihan bagi orang-orang yang hidup di zaman modern ini. Dengan dalih tidak ada waktu, banyak orang meninggalkan kebiasaan memasak di rumah dan memilih membeli makanan di restoran-restoran cepat saji. Di satu sisi memang memudahkan, tapi bagaimana dari sisi kesehatan?
Â
Makanan cepat saji biasanya selalu dimasak dan mengalami proses yang sangat lama sehingga kehilangan zat-zat gizi dan enzim yang diperlukan oleh tubuh. Semakin banyak makanan cepat saji, semakin berkurang seseorang mengkonsumsi makanan mentah dan segar. Padahal, makanan mentah dan segar memberikan zat-zat yang tidak diberikan oleh makanan cepat saji. Makanan cepat saji biasanya juga mengandung zat-zat adiktif, seperti pengawet, perasa buatan, atau pewarna. Zat-zat adiktif ini jika dikonsumsi terus menerus ternyata bisa menyebabkan kerusakan hati, mulai dari sirosis hingga kanker. Celakanya, dampak yang ditimbulkan ini zat-zat berbahaya ini akan timbul setelah konsumsi jangka panjang, sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya.
Minuman ringan (Soft Drinks)
Soft drinks (soda,coke, tonikum, sparkling water, carbonated beverages) adalah istilah untuk minuman yang mengandung air, pemanis, dan perasa buatan. Soft drink bisa juga mengandung kafein, pewarna, pengawet, dan bahan-bahan lain. Pada tahun 2006, ditemukan bahwa beberapa produk minuman bersoda juga mengandung alkohol dalam jumlah kecil, yang mungkin dihasilkan dari proses fermentasi alami untuk proses karbonasi.
Saat ini, telah banyak diketahui bahwa soft drinks mempunyai efek buruk bagi kesehatan, seperti obesitas atau kegemukan, diabetes tipe 2, caries (kerusakan) gigi, pengeroposan tulang, dan kekurangan gizi. Obesitas dihubungkan dengan tingginya kadar gula dalam soft drink. Sekaleng minuman bersoda mengandung pemanis yang setara dengan 10 sendok teh gula,yang dapat meningkatkan kadar gula darah, menyebabkan kegemukan, memicu resistensi insulin yang akhirnya menyebabkan diabetes. Obesitas juga dihubungkan dengan penggunaan sirup jagung yang kaya fruktosa pada beberapa soft drink.
Â
Konsumsi fruktosa menyebabkan perkembangan resistensi insulin. Kedua hal ini akan mempercepat perlemakan hati dan diabetes tipe 2. Minuman soda diet, mengandung aspartame sebagai pengganti gula, yang ternyata dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih berat, seperti sklerosis multiple, tumor otak, kejang, diabetes, gangguan emosi, dan sindrom metabolik.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi soft drink dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Diperkirakan, salah satu penyebabnya, adalah adanya kandungan asam fosforic pada beberapa soft drinks seperti cola yang dapat menggeser kalsium dari tulang, sehingga menurunkan kepadatan tulang dan menyebabkan pengeroposan tulang. Penelitian oleh Clinical Journal of the American Society of Nephrology tahun 2013 menyimpulkan bahwa konsumsi soft drink berhubungan dengan peningkatan resiko terkena batu ginjal sebanyak 23%. Beberapa minuman bersoda juga mengandung kafein, yang berhubungan dengan kanker, masalah jantung, dan peningkatan tekanan darah.
Sumber: Majalah Kesehatan MuslimÂ

- Menjaga Kesehatan di Musim Hujan
- Fenomena Telolet di Tangerang
- Pemkot Tangerang Kembangkan Aplikasi Online Pengelolaan Sampah Terpadu
- Adik Artis Fadli Fadlan Nyaris Jadi Korban Perkosaan
- Mari Hidup Tenang Sesuai Penghasilan