Banten

Kurang Biaya Bayi Ditinggal di Rumah Sakit

Administrator | Sabtu, 23 April 2016

TANGERANG – Nasib malang menimpa Dian Okiadi. Lantaran kekurangan biaya, ia terpaksa meninggalkan anak yang baru dilahirkan istrinya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang. Kejadian memilukan ini terjadi akhir pekan lalu, saat istrinya Ainul Mardiah melahirkan anaknya ketiganya.

Rumah bersalin pertama yang didatangi, tidak sanggup untuk menanganinya. Dengan diagnosa ada kelainan pada proses persalinan. Atas rujukan rumah bersalin itu, kemudian Dian membawa istrinya ke RSUD Kota Tangerang. Akhirnya Ainul melahirkan dengan selamat termasuk bayi yang dilahirkannya.

Namun saat hendak membayar administrasi, RSUD menetapkan biaya sekitar Rp3 juta. Lantaran tidak memiliki uang sebanyak itu, akhirnya pihak rumah sakit menyarankan agar Dian membuat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Selama mengurus proses administrasi, anaknya tidak diperkenankan untuk meninggalkan rumah sakit. Persoalan pun muncul, ternyata Ainul masih menggunakan KTP daerah.

“Itu pun hilang entah kemana,” kata Dian menuturkan kepada wartawan.

Selanjutnya, Dian mendatangi kantor Kelurahan Cibodasari untuk mengajukan SKTM. Karena belum dianggap warga Kota Tangerang, akhirnya pegawai kelurahan menolak pengajuan itu.

“Katanya karena istri saya belum memiliki KTP kota ini, maka SKTM tidak dapat diproses,” ujar Dian menirukan perkataan petugas kelurahan.

Dian kembali mendatangi RSUD, untuk memberitahukan penolakan kelurahan dan meminta keringanan biaya. “Pihak RSUD memberi keringanan biaya 50 persen atau menjadi Rp1,5 juta,” tutur Dian.

Dikatakan Dian, sebelumnya ia memiliki dana sebesar itu. Namun karena telah dipakai untuk ongkos dan membeli keperluan bayi, maka uang pun berkurang. “Sekarang saya tinggal memiliki anggaran sekitar Rp500 ribu. Jika diperkenankan membayar sekitar Rp500 ribu, saya akan mencari pinjaman ke tetangga atau menjual barang yang saya miliki,” katanya.

Untuk diketahui, Dian merupakan penyandang disabilitas. Kaki kirinya sebatas betis terpaksa diamputasi. Karena kecelakaan yang dialaminya tahun 2007 lalu. Sejak 2010, Dian memberanikan diri membuka usaha menjadi pengrajin kaki palsu. Hingga kini pekerjaan itu masih ditekuninya.

“Sejak awal tahun ini, pesanan sangat sepi. Pendapatan yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkapnya. Hingga berita ini ditayangkan, bayinya masih dirawat di RSUD. (ani)