HUKRIM

Ketua PCA Meninggal Diduga Akibat Penganiayaan

Administrator | Rabu, 31 Juli 2019

Ketua PAC Partai Gerindra Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Tasikin Doni Prastianto saat dirawat di ICU Rumah Sakit Anisa sebelum meninggal dunia. (Foto Istimewa).

TANGERANG - Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Tasikin Doni Prastianto, meninggal dunia Mei 2019 lalu. Meningganya Doni setelah dirawat di RS Anisa karena mengeluh sakit yang diduga akibat dianiaya oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Tangerang berinisial RGS.

Informasi yang dihimpun jurnaltangerang.co, Doni masuk rumah sakit pada Sabtu (11/5/2019) lalu setelah mengeluh sakit. Saat dirawat, Doni tak kunjung sembuh, malah semakin parah. Doni sempat dioperasi usus lantaran terjadi pembusukan dan mengeluarkan nanah sebanyak satu liter lebih.

Salah satu warga Pasar Kemis Cahyo menuturkan, Almarhum Doni sebelum meninggal sempat menceritakan kepada rekan-rekan dekatnya baik ketua PAC Partai Gerindra maupun para ketua RT di Perumahan Griya Lestari, Sindang Jaya. Doni bercerita bahwa dirinya dianiaya oleh ketua DPC Patai Gerindra di rumah terduga pelaku.

Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi pada 18 April 2019 malam. Saat itu Doni selaku ketua PAC menjalankan tugas untuk mengumpulkan form C1 dari tempat pemungutan suara TPS pada Pemilihan Presiden Pilpres dan Pemilihan Legislatif Pileg 2019. Namun karena terjadi salah komunikasi, korban membawa berkas form C1 ke kantor DPC. Setelah itu, korban dipanggil oleh RGS untuk datang ke rumah pelaku untuk menyerahkan form C1 tersebut.

Sedatangnya ke rumah pelaku, korban dimarahi dan dipukul serta dicekik hingga terjatuh. Korban yang merasa tak bersalah, tidak melakukan perlawanan. Bahkan pasca kejadian korban juga enggan melapor kepada pihak berwajib dengan alasan keamanan keluarga.

"Korban sempat menceritakan masalah ini ke rekan-rekan dekatnya. Saya mengetahui kejadian ini setelah korban dirawat di rumah sakit," ujarnya kepada wartawan.

Bahkan, saat dirinya menjenguk korban di rumah sakit, korban sudah dalam kondisi koma. Menurut penuturan istri korban, penyakit yang diderita Doni cukup aneh. Sakit lambung, tapi sempat mengeluarkan nanah hingga satu liter lebih. Padahal menurut keterangan istri korban, Doni tidak punya riwayat penyakit lambung.

"Berdasarkan keterangan rekan-rekan korban, Doni memang dipukuli oleh ketua DPC Partai Gerindra di rumah pelaku. Saya sempat mengajak keluarga korban untuk melapor ke polisi, tapi keluarganya takut. Keluarga hanya berharap pelaku meminta maaf secara langsung," tuturnya.

Cahyo menjelaskan, sesuai keterangan dari istri korban, setelah terjadi pemukulan, Doni sering mengeluh sakit. Padahal menutur keterangan dokter, semua organ tubuh seperti ginjal dan jantung tidak ada masalah. Hanya saja lambung korban bocor dan gas yang dihasilkan dari lambung tersebut menyebar ke seluruh organ tubuh sehingga sesak napas sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Dinegara ini tidak ada orang yang kebal hukum. Polisi harus mengusut tuntas kejadian penganiayaan yang menghilangkan nyawa sesorang ini," tegasnya.

Secara terpisah, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Tangerang Rijcki Gilang Sumantri membantah terkait kasus dugaan penganiayaan itu. Menurutnya, itu berita hoak dan ingin menjatuhkan dirinya secara politik. Bahkan dirinya menantang semua saksi untuk melaporkan kasus ini ke pihak yang berwajib.

"Itu berita hoak, ada yang ingin menjatuhkan saya secara politik. Kalau ada saksi, ya sudah lapor saja ke polres, nanti saya tangkap dia. Saya tangkap dia nanti, lapor aja semuanya," ujarnya melalui sambungan telepon genggamnya.

Gilang menambahkan, hasil dari rumah sakit itu korban didiagnosa mengidap penyakit lambung, bukan karena pemukulan. Kalau terkait luka lebam pada korban, harusnya ada laporan ke polres. "Inikan tidak ada laporan atau BAP," pungkasnya. (PUT)