Banten

Kapolda Banten Minta Kapolres Serang Proses Pemukulan Wartawan

Administrator | Rabu, 25 Oktober 2017

SERANG - Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin diminta untuk mengusir dan memproses oknum anggota polisi yang melakukan kekerasan terhadap wartawan saat liputan.

Hal ini disampaikan Kapolda Banten, Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo. "Kapolres harus usut pelaku pemukulan wartawan," tegasnya.

Untuk itu, Kapolda menegaskan menyerahkan kasus tersebut ke korban apakah dilaporkan ke ranah hukum atau tidak. "Saya serahkan, tergantung rekan-rekan mau melaporkan pidananya, itu hak teman-teman (wartawan),” katanya.

Meski tidak dilaporkan ranah pidananya, lanjut Kapolda, pihaknya akan tetap memproses di internal Kepolisian melalui Propam Polda Banten.

Tentu ini membuat tidak nyaman media yang sudah bermitra dengan kita. Selain Kapolres, saya meminta maaf atas mis komunikasi di lapangan hingga berdampak pada pemukulan terhadap wartawan,” kata Listyo.

Untuk diketahui, aksi pembubaran paksa demonstrasi mahasiswa salah sasaran. Seorang wartawan yang tengah melakukan peliputan malah diciduk oleh anggota Kepolisian dari Sat Sabhara Polresta Serang Kota.

Insiden itu terjadi saat mahasiswa melakukan aksi di Jalan Jenderal Soedirman, Ciceri, Kota Serang, Banten, Jumat, 20 Oktober 2017, tepat di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin Banten, untuk mengkritisi kepemimpinan tiga tahun Jokowi-JK.

Bentrok mahasiswa dan aparat terjadi ketika mahasiswa berupaya menutup jalan pada pukul 17.45 WIB. Saat itu aparat membubarkan paksa. Di saat kisruh itu, Panji Romadon, salah satu wartawan Banten Pos diciduk anggota Kepolisian.

Lagi mau ngambil foto, digebuk di belakang. Pas nengok langsung diteriakin provokator. Terus diinjak-injak dan dicekek. Terus dibawa ke mobil yang di DPMSTP Kota Serang,” kata Panji.

Saat itu, Panji mengaku telah memperlihatkan kartu pers kepada anggota Kepolisian yang menciduknya dari kerumunan massa.

“Di mobil udah saya kasih lihat kartu pers saya. Habis itu tetap dipukul, saksinya ada,” jelasnya.

Tidak hanya itu, bahkan oknum aparat mengucapkan ancaman terhadap dirinya. “Setelah itu diancam akan diculik dan dibunuh. Kalau yang narik sekitar tiga orang. Yang mukul pas kasih kartu pers itu satu orang. Yang Ancem satu orang,” ujarnya. (MAN)