Banten

DKPP Gerakkan Masyarakat Cinta Sampah

Administrator | Minggu, 18 Oktober 2015

TANGSEL - Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Permukiman (DKPP) Kota Tangerang Selatan, terus membuat terobosan agar masyarakat peduli sampah. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar acara gebyar 3 R (Reduse, Reuse, Recycle).

Gawean rutin setahun sekali ini adalah langkah supaya masyarakat tidak menganggap sampah barang tidak bernilai. Sebaliknya sampah menjadi barang berharga yang bisa mendatangkan nilai.

Dengan mengambil tema “Saya Peduli Sampah”, kegiatan yang dihadiri pelbagai komunitasi ini rupanya cukup menarik minat masyarakat. Ada beberapa komunitas seperti BMX, Orang Indonesia (OI), ataupun kelompok bank sampah.

Kegiatan digelar di Taman Perdamaian, BSD, juga diisi sejumlah acara. Di antaranya, lomba memasak, pameran foto, hingga pelbagai barang sampah yang diubah menjadi barang bermanfaat.

Kepala DKPP Kota Tangsel Taher Rachmadi mengatakan, gebyar 3R adalah kegiatan rutin yang mengajak masyarakat untuk cinta sampah. Adanya kegiatan ini untuk mengubah paradigama warga tentang sampah. Selama ini sampah identik dengan bau, kotor, ataupun barang tidak bernilai. Dengan ditampilkan produk dari dasar sampah, warga juga bisa tahu kalau sampah bisa menjadi barang yang punya harga jual tinggi. 

“Bisa dilihat ada tas, olahannya dari sampah. Belum lagi kerajinan-kerajinan tangan lainnya yang bahan-bahannya dari sampah,” katanya.

Ada juga pameran foto yang diikuti puluhan fotografer dari sejumlah daerah. Karya mereka menampilkan sisi lain dari sampah. Citra buruk sampah, hilang ketika melihat karya foto.

Dirinya berharap dengan adanya gebyar ini kesadaran masyarakat tumbuh untuk peduli sampah. Jika sudah peduli, persoalan sampah tidak lagi menjadi isu menyeramkan di Kota Tangsel.

Taher mengungkapkan, pihaknya juga menyosialisasikan program bank sampah. Setidaknya ada 105 bank sampah kini yang tersebar di Kota Tangsel. Jumlah ini terus mengalami peningkatan di banding tahun sebelumnya. Adanya bank sampah ini mengurangi sampah langsung dari sumbernya sehingga sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) tinggal residunya saja. Cukup dengan menabung sampah di bank sampah, masyarakat sudah tidak perlu mengeluarkan uang buat bayar listrik.

Kebijakan pengurangan sampah langsung dari sumbernya juga berimplikasi dengan berkurangnya volume sampah yang masuk ke TPA, sehingga tidak mengherankan jika TPA Cipeucang lebih indah dan hijau.

"Kami menyebut TPA bukan lagi tempat pembuangan akhir, tapi taman pengolahan akhir," katanya.

Kabid Kebersihan DKPP Kota Tangsel Yepi Suherman mengatakan, pihaknya bekerja keras untuk mengajak masyarakat peduli sampah. Gebyar 3R adalah salah satu cara mengubah paradigma warga agar mencintai sampah. Sampah bisa diolah menjadi barang bernilai dan mempunyai nilai jual tinggi.

Ia mengaku sudah keliling ke masyarakat untuk menjelaskan pengolahan 3R. Menurutnya dengan melibatkan masyarakat diharapkan tumpukan sampah bisa dikurangi. Kata dia, masalah sampah bukan hanya beban pemkot tapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat. “Kalau cuma pemkot yang bekerja, masalah ini tidak akan selesai. Sekarang tugas seluruh elemen untuk bisa mengurangi volume sampah. Program 3R dan bank sampah salah satu solusi mengatasi persoalan tersebut,” ujarnya. (day)