Banten
Derita Penyakit Aneh, Warga Solear Butuh Perhatian Pemerintah

SOLEAR - Nasib memprihatinkan menimpa Tatang (55), warga Kampung Cikareo RT 06/03 Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang. Kakek yang sudah tiga tahun bergelut dengan penyakit aneh yang dideritanya. Bagian kepala membesar, dan bola mata sebelah kiri semakin membesar.
Tatang dan keluargapun binggung terhadap penyakit yang menimpanya. Meski sudah berulangkali keluar masuk rumah sakit, tetapi penyakit aneh itu tak kunjung sembuh. Harta benda sudah ludes untuk berobat penyakit tersebut. Ia dan keluarganya tak mampu lagi memeriksakan penyakit itu, karena kehabisan biaya. Mereka saat ini hanya bisa berharap kepada uluran tangan yang peduli terhadap penderitaannya.
Akibat penyakit anehnya itu, Tatang hanya bisa berdiam diri di rumah. Ia mengaku malu keluar rumah untuk berkomunikasi dengan warga lain karena penyakitnya. Dan kondisi fisik semakin melemah.
"Sejak tiga tahun yang lalu sakitnya, sekarang penyakit ini semakin parah. Saya sendiri tidak tahu penyebabnya, tiba-tiba kepala membesar bola mata membesar dan berubah seperti ini," tuturnya dengan nada lirih.
Tatang menuturkan, dirinya saat ini pasrah karena keluarga tidak mempunyai biaya lagi untuk berobat. Tata tinggal bersama istrinya Emun (50), dengan anak bungsunya Saepul Bahri (28). Sementara Anak Pertama Siti Umyati (30) dan Anak Kedua Yati Hartati (28) sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah.
"Mau gimana lagi, kami sekarang hanya bisa pasrah, dan berharap ada yang membantu, kalau sedang datang rasa sakit, hanya bisa terdiam, merasakan sakit, kejang dan tidak tidur 2 hari 2 malam," paparnya.
Ketua RT.06 Desa Cikareo Samsudin mengungkapkan, sudah lama Tatang menderita penyakit langka tersebut. Berbagai upaya juga dilakukan keluarga dengan dibantu masyarakat dan pihak Desa. Namun hingga kini belum membuahkan hasil yang baik.
Tatang oleh keluarganya dan pemerintah Desa Cikareo sempat dibawa ke RSUD Balaraja untuk memeriksakan penyakitnya. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, pihak dokter meminta Tatang dirujuk ke RS Siloam. Lantaran tidak mempunyai biaya untuk operasi, akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.
"Dulu sudah pakai BPJS Kesehatan Kelas 2 dan dari pihak Desa Cikareo membantu mengantarkan pake mobil Desa. Namun keterbatasan biaya operasional untuk bolak baliknya ke Rumah Sakit, akhirnya Tatang dibawa pulang ke rumah," ungkap Samsudin.
Usai pulang dari RSUD Balaraja, lanjut dia, Tatang tidak mendapatkan perawatan medis. Bahkan, pihak Keluarga juga sudah berkeliling ke pengobatan tradisonal, namun belum sembuh juga.
"Kami juga berusaha terus mendampingi Tatang agar mendapatkan penanganan, tetapi hingga kini belum bisa sembuh," terangnya.
Menurut dia, penyakit aneh yang diderita juga membuat Tatang depresi. Ia tak pernah keluar rumah. Karena kondisi tubuh sudah tidak bisa digerakan dan seluruh badan terasa kaku dan lemas.
"Sangat memprihatinkan, kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Tapi, akibat keterbatasan dana penyakit Tatang belum bisa sembuh. Semoga Pemerintah Kabupaten Tangerang dan para Dermawan bisa membantu," tandasnya. (NOY)

- Pemkot dan Kejari Tangerang Jalin Kerjasama Bidang Hukum
- Wakil Bupati Tangerang Ajak Masyarakat Cek Hak Pilih
- Kirab Satu Negeri Bawa Pesan Keberagaman Pemersatu Bangsa
- Pendapatan Sektor Pajak Tembus Angka 1,2 Triliun Lebih
- Minim Rambu Jalan Nasional di Tangerang Rawan Kecelakaan