Politik
Beda Pilihan Politik, Paving Block Sudah Dipasang Kembali Dibongkar

PASAR KEMIS - Diduga gara-gara berbeda pilihan politik, paving block yang baru di pasang Rabu (27/3/2019), di jalan lingkungan di blok GWA 10 No.1 Perumahan Taman Walet, Kelurahan Sindang Sari, Kecamatan Pasar Kemis, kembali dibongkar. Pembongkaran dilakukan oleh kontraktor pada Sabtu (30/3/2017).
Salah satu warga Perum Taman Walet Sugandi mengatakan, dilingkungannya yakni di blok GWA 10 No.1 RT 01/ RW 13, Kelurahan Sindang Sari, Kecamatan Pasar Kemis, ada proyek pemasangan paving block. Sebelumnya sudah diinformasikan pembangunan itu pada acara reses dewan Firma Maju Sinaga dari Fraksi PDIP yang digelar di kediaman ketua RT 01.
“Sebelum pemasangan paving block di Blok GWA 10 sudah diinformasikan dan proyek pemasangan paving block untuk di blok GWA 10 itu pada Selasa (19/3/2019). Namun untuk pemasangan di GWA 10 No 1 RT 01/RW 13 dimulai pada Rabu (27/3/2019). Tetapi pada Sabtu (30/3/2019) pukul 20:00 WIB, sudah dicopot kembali oleh kontraktornya, “ ujar Sugandi, Rabu (3/4/2019).
Pemilik pengajian Tahfiz Quran ini menduga, pencopotan paving block sepanjang 21 meter yang terletak persis di depan tempat pengajiannya, karena perbedaan pilihan politik. Pasalnya pada Sabtu dan Minggu (30-31/3/2019) ada kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata di tempat pengajian tersebut yang dilakukan oleh partai yang berbeda. Ditambah lagi pembongkaran paving block nitu hanya dilakukan persis di depan tempat pengajian saja.
“Pencopotannya pada malam hari sekitar pukul 20:00 WIB. Saya menduga hal tersebut dilakukan karena beda pilihan politik. Karena ditempat pengajian saya ada kegiatan baksos pemeriksaan mata dari PKS. Dan kenapa paving yang dibongkar hanya di depan tempat pengajian saja, yang lain tidak," imbuhnya.
Setelah pembongkaran tersebut dirinya mempertanyakan kepada ketua RT dan timses caleg yang memasang paving block tersebut, namun belum ada jawaban.
"Saya sudah tanyakan sama pak RT dan tim sukses anggota dewan itu, tapi nggak ada yang jawab. Saya nunggu klarifikasi kenapa paving block di tempat saya di bongkar lagi, apa karena saya pasang bendera PKS," ungkapnya.
Salah satu wali santri Hipni mengaku sangat kecewa jika pembangunan dikaitkan dengan partai politik atau karena persoalan beda pilihan.
"Andaikan saja ini rumah pribadi saya nggak permasalahkan. Jika pembangunan ini dari uang pribadi caleg saya juga nggak permasalahkan, tapi kan pembangunan ini anggaran dari pemerintah daerah. Kita sebagai warga negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah. Jadi saya pribadi sebagai wali santri sangat kecewa dengan kejadian pembongkaran ini," kata Hipni.
Menurutnya, dilokasi itu banyak anak-anak yang mengaji dan butuh fasilitas jalan yang memadai, agar anak-anak lebih semangat belajar agama.
"Disini banyak anak-anak yang mengaji, dengan kondisi ini saya khawatir anak-anak terjatuh atau tersandung. Kalau sudah dipaving kan lebih baik," paparnya.
Akibat kekecewaan warga, wali santri terutama kaum emak-emak secara spontanitas menggalang dana untuk membangun jalan.
"Menurut saya politik yang cerdas itu, bagaimana caranya masyarakat bisa tertarik untuk memilih dengan memberikan ide atau gagasan-gagasan yang terbaik. Bukan malah memecah belah gara-gara beda pilihan," tandasnya. (SML)

- PPK Sukadiri dan Pakuhaji Gelar Bintek Tungsura
- LSM KPPER Layangkan Somasi ke Camat Mauk
- Warga Menduga Ada Penyimpangan Dana Desa di Jati Mulya
- Santri Itu Cukup Berdoa, Jangan Terjun ke Politik
- Kota Tangerang Lebih Awal Canangkan Kota Layak Anak