Banten

Beberapa Bulan Dibangun, SAB Kampung Bunar Nyaris Ambruk

Administrator | Selasa, 12 November 2019

SAB di Kampung Panggang, Desa Bunar, kondisinya nyaris ambruk. SAB yang dibangun dari dana desa ini belum genap satu semester dibangun oleh pemerintah desa setempat.

SUKAMULYA, (JT) - Belum juga genap satu semester, Sarana Air Bersih (SAB) di Kampung Panggang, RT 05/02 Desa Bunar, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, nyaris ambruk. Pembangunan yang didanai dari dana desa tahun 2019 ini, diduga dikerjakan asal jadi.

Informasi yang dihimpun jurnaltangerang.co, pembangunan SAB di Kampung Panggang ini dikerjakan secara swakelola oleh pihak desa. Sayangnya, SAB yang menelan anggaran sebesar Rp 35.487.000 ini, tidak memperhatikan kualitas infrastruktur dan keselamatan warga sekitar.

"Ia pak, baru juga beberapa bulan dibangun, sudah nyaris ambruk seperti ini. Kami takut tertimpa," ujar Rohanah kepada wartawan.

Menurut Rohanah, selain tiang cor yang diduga dikerjakan asal jadi, pemasangan kramik lantai SAB juga asal-asalan. Terlihat kramik limbah yang dipasang di SAB tersebut. 

"Padahal anggranya gede, tapi masa pake kramik potong-potongan, bukan kramik yang baru. Itumah kramik limbah pabrik," tuturnya dengan nada polos.

Anggota LBH Senopati Mulyadi menuturkan, pihaknya akan mempertanyakan pembangunan SAB di Kampung Pangggang Desa Bunar ini kepada pihak desa. Sebab anggaran pembangunan itu diambil dari uang rakyat melalui dana desa. Jangan sampai anggaran yang digelontorkan cukup besar, sementara kualitas pembangunannya nihil.

"Saya akan coba pertanyakan kepada pihak desa. Inikan cukup membahayakan bagi warga sekitar," ujar Mulyadi.

Mulyadi menuturkan, dengan anggaran sebesear Rp 35 juta lebih ini, seharusnya kualitas pembangunan SAB sudah cukup baik. Apalagi kapasitas penampung air yang disediakan cuma 1200 liter dengan kedalaman air sekitar 60-80 meter dengan kapasitas pompa satelit 1 pk, harusnya anggaran sebesar itu lebih dari cukup.

"Kalau kualitas pembangunan SAB seperti ini, saya menduga ada indikasi korupsi dari pelaksana program," tegas Muluyadi. (PUT)