Banten

Antisipasi Antrak, Distanak Turunkan 92 Tim Monitoring

Administrator | Rabu, 23 Agustus 2017

TIGARAKSA - Jelang perayaan idul kurban yang jatuh pada 1 September mendatang, kini sudah mulai bermunculan para penjual hewan kurban. Untuk mengantisipasi adanya penyakit menular pada hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang menurunkan puluhan tim monitoring ke lapangan.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang Mawardi Nasution mengungkapkan, memang dua tahun belakangan ini tidak ditemukan penyakit-penyakit berbahaya yang menyerang hewan kurban. Namun antisipasi tetap saja perlu dilakukan oleh dinas terkait.

Guna memastikan hewan kurban yang dijual di pasaran itu sehat, pihaknya akan menurunkan sebayak 92 orang tim monitoring yang terdiri dari dokter hewan, tenaga medik serta unsur kecamatan. Tim ini akan disebar ke 29 kecamatan se Kabupaten Tangerang dengan masing-masing tim beranggotakan 3 orang.

"Setiap tim kami harapkan akan diisi oleh doketer hewan, tim medik serta unsur masyarakat lainnya seperti perwakilan kecamatan," ujar Ucok panggolan akrab Mawardi Nasution.

Ia menjelaskan, memang setiap menjelang idul kurban, penyakit hewan yang perlu diantisipasi penyebarannya adalah antrak, sapi gila, mulut dan kukuk serta penyakit hewan lainnya. Untuk itu, pihaknya akan bergerak secara bersama-sama untuk memastikan hewan kurban yang dijual itu benar-benar aman.

"Kami akan memberikan pita khsusu kepada hewan kurban yang sudah dinyatakan sehat. Sementara bagi hewan kurban yang ditanyakan tidak sehat maka akan dipisahkan agar tidak dijual," paparnya.

Ia menjelaskan, untuk daerah-daerah yang sebelumnya sangat rawan dengan penyakit antraks dan sapi gila ini adalah wilayah Bogor dan Purwakarta. Untuk itu pemerintah akan memperketat hewan kurban yang masuk dari wilah tersebut. Tapi bagi yang sudah lolos pemeriksaan di wilayahnya masing-masing, tentu akan diberikan kebebasan. (PUT)